Selasa, 05 Juli 2016

4 Fakta Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Kalimat ‘Minal ‘Aidin Wal Faizin’

Sumber Gambar : https://arsiparmansyah.wordpress.com

Sahabat sekalian, perlu kita akui bahwa hari raya Idul Fitri identik dengan ucapan kalimat ‘Minal ‘Aidin Wal Faizin’ dan diikuti dengan kalimat ‘Mohon Maaf Lahin dan Bathin’. Hal ini sering terjadi pada sebagian besar masyarakat Indonesia pada zaman sekarang. Kalimat tersebut sering kita dengar atau kita temui pada saat menjelang hari raya. Padahal umat islam di Indonesia sebagian besarnya belum mengetahui makna atau bahkan arti dari kalimat tersebut. Ada banyak kejanggalan yang terjadi pada masyarakat sekitar tentang memaknainya. dan semestinya perlu diketahui apa saja kejanggalan itu serta memperbaikinya sebelum terlambat. Berikut adalah 4 Fakta yang Perlu Anda ketahui tentang kalimat “Minal ‘Aidin Wal Faizin’.

1. Sejarah Kalimat ‘Minal ‘Aidin Wal Faizin’
Sumber Gambar : mungkopas.blogspot.com

Di negeri kita, mayoritas umat muslim antusias mengucapkan kalimat ini pada  hari raya Idul Fitri. Itu karena pada zaman teknologi masih terbatas, sehingga dalam proses mengirim informasinya sering lewat surat termasuk mengirim surat saat pada hari raya Idul Fitri yang berbentuk kartu ucapan yang diawali dengan kalimat ‘Selamat Hari Raya Idul Fitri, Minal Aidin Wal Faizin Mohon Maaf Lahir dan Batin’. Praktis kalimat ini seakan-akan menjadi mainstream di kalangan umat muslim zaman sekarang khususnya di Indonesia. Padahal tidak ada satu ayat pun atau hadits yang mengharuskan kita mengucapkan kalimat tersebut. Bahkan menurut M. Quraish Sihab dalam bukunya yang berjudul Lentera Hati, kalimat ini tidak dikenal di Arab dari zaman dulu hingga sekarang. Apalagi di zaman Rasulullah SAW.

2. ‘Minal ‘Aidin Wal Faizin’ Artinya Bukan ‘Mohon Maaf Lahir dan Bathin’
Sumber Gambar : sahabatakhi.blogspot.com

Beberapa masyarakat kita mengartikan kalimat tersebut dengan demikian, sebernarnya ini merupakan kesalahan besar yang harus diperbaiki dan diluruskan. Dalam kalimatnya terdapat kata Aidin dan Faizin. Ini merujuk pada transliterasi Arab-Latin. Sehingga dalam latinnya bukan Aidhin atau Faidzin. Dalam tulisan Arabnya seperti ini:
 منالعائدينوالفائزين 
Kata ءدينAidin pada dasarnya memiliki akar kata yang sama dengan ‘Id عيد pada عيدالفطر  ‘Idul Fitri. Artinya lebih-kurang’kembali.’ Yang dimaksud kembali adalah sesuatu yang terulang setiap tahun.
Sementara kata لفائزيFaizin Seakar dengan kata Fawaz yang berarti kemenangan. Itu artinya bahwa Faizin merupakan kemengan yang diperoleh setiap umat muslim pasca bulan Ramadhan. Jadi arti dari kalimat tersebut bukanlah Mohon Maaf Lahin dan Bathin, melainkan ‘Kita Kembali dan Meraih Kemenangan’.

3. Makna Sesungguhnya Dari Meraih Kemenangan
Sumber Gambar : trentekno.com

Kita sering banyak melihat di spanduk-spanduk bulan Ramadhan ataupun mendengar di Televisi bahwa bulan Ramadhan adalah bulan kemenangan. Lantas apa makna dari kemengan itu? Apakah kita menang melawan bulan Ramadhan sehingga kita bisa kembali lagi berbuat keburukan? Terus apakah kita kembali pada ketaan atau bahkan kemaksian? Hal ini perlu dipahami oleh umat islam pada zaman sekarang. Melihat pada zaman Rasulullah SAW, dahulu hari raya Idul Fitri pertama dilaksanakan pada tanggal 17 Ramadhan Tahun 2 Hijriah selepas perang badar. Kala itu pada peperangan tersebut umat islam meraih kemengan sehingga pada saat khutbah yang dibawakan oleh Rasulullah dalam kondisi letih sampai Rasul dalam khutbahnya bersandar kepada bilal. Jika merujuk pada zaman dahulu memang arti dari kemengan didapat pada peperangan, sedangkan apa kemenangan yang didapat pada zaman sekarang? Ialah kemengan melawan hawa nafsu. Bahkan selepas perang badar, dalam pemahaman hadits Rasulullah yang bersabda “Raja'na min jihadil ashgar ila jihadil akbar (kita baru pulang dari jihad kecil menuju jihad besar), mujahadatun nafs (perang melawan diri sendiri)”. Maksudnya jihad yang besar adalah melawan hawa nafsu yang datang dari diri sendiri.

4. Lebih Baik Ucapkan Kalimat ‘Taqabalallahu Minnaa Wa Minkum’
Sumber Gambar : faisalchoir.blogspot.co.id

Menurut riwayat – riwayat yang mahsyur, kalimat selepas Idul Fitri yang biasa diucapkan Rasulullah dan para sahabat serta tabi’in adalah Taqabalallahu Minnaa Wa Minkum’ saja. Artinya adalah ‘semoga Allah menerima amal dari kami dan dari kalian’. Beberapa para tabi’in atau tidak semuanya menambahkan kalimat tersebut dengan ‘Shiyamana Wa Shiyamakum’ yang artinya ‘semoga puasaku dan (puasa) kalian diterima’. Kalimat ini Sunnah untuk diucapkan daripada ‘Minal ‘Aidin Wal Faizin’.

Bagaimanapun kita harus bisa refleksi diri terhadap kejanggalan yang terjadi pada diri kita entah itu yang diketahui ataupun tidak. Yang jelas ini merupakan suatu kesalahan yang harus dibenarkan. Pada zaman modern ini, mungkin kalimat tersebut tidak didapat ditemui pada kartu ucapan ataupun surat, melainkan pada media sosial seperti Facebook, Twitter, BBM, Line dsb. Untuk itu alangkah lebih baiknya ucapkan kalimat Taqabalallahu Minnaa Wa Minkum’. 
Untuk itu, kami segenap Admin IslamQadimah mengucapkan "Selamat hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1437 Hijriah, Taqabalallahu Minnaa Wa Minkum. Semoga Allah menerima amal kami dan dan amalanmu. Khususnya buat para pembaca setia IslamQadimah, mohon maaf bila ada kata ataupun penulisan yang salah. Pesan dari kami, move on lah dari dosa yang pernah diperbuat, move on lah dari kesalahan yang pernah dilakukan, dan jangan lupa, move on lah dari hati yang pernah tersakiti. :)
Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi para pembacanya. Wallahu Alam Bish-Showab.

Penulis : Nurdin Akbar

Sumber Rujukan : kompasiana.com

2 komentar: