Sumber Gambar : https://arsiparmansyah.wordpress.com
Sahabat sekalian, perlu kita akui
bahwa hari raya Idul Fitri identik dengan ucapan kalimat ‘Minal ‘Aidin Wal
Faizin’ dan diikuti dengan kalimat ‘Mohon Maaf Lahin dan Bathin’. Hal ini
sering terjadi pada sebagian besar masyarakat Indonesia pada zaman sekarang.
Kalimat tersebut sering kita dengar atau kita temui pada saat menjelang hari
raya. Padahal umat islam di Indonesia
sebagian besarnya belum mengetahui makna atau bahkan arti dari kalimat
tersebut. Ada banyak kejanggalan yang terjadi pada masyarakat sekitar tentang
memaknainya. dan semestinya perlu diketahui apa saja kejanggalan itu serta
memperbaikinya sebelum terlambat. Berikut adalah 4 Fakta yang Perlu Anda ketahui
tentang kalimat “Minal ‘Aidin Wal Faizin’.
1. Sejarah Kalimat ‘Minal ‘Aidin
Wal Faizin’
Sumber Gambar : mungkopas.blogspot.com
Di negeri kita, mayoritas umat
muslim antusias mengucapkan kalimat ini pada
hari raya Idul Fitri. Itu karena pada zaman teknologi masih terbatas,
sehingga dalam proses mengirim informasinya sering lewat surat termasuk
mengirim surat saat pada hari raya Idul Fitri yang berbentuk kartu ucapan yang
diawali dengan kalimat ‘Selamat Hari Raya Idul Fitri, Minal Aidin Wal Faizin
Mohon Maaf Lahir dan Batin’. Praktis kalimat ini seakan-akan menjadi mainstream di kalangan umat muslim zaman
sekarang khususnya di Indonesia. Padahal tidak ada satu ayat pun atau hadits
yang mengharuskan kita mengucapkan kalimat tersebut. Bahkan menurut M. Quraish
Sihab dalam bukunya yang berjudul Lentera
Hati, kalimat ini tidak dikenal di Arab dari zaman dulu hingga sekarang. Apalagi
di zaman Rasulullah SAW.
2. ‘Minal ‘Aidin Wal Faizin’
Artinya Bukan ‘Mohon Maaf Lahir dan Bathin’
Sumber Gambar : sahabatakhi.blogspot.com
Beberapa masyarakat kita
mengartikan kalimat tersebut dengan demikian, sebernarnya ini merupakan
kesalahan besar yang harus diperbaiki dan diluruskan. Dalam kalimatnya terdapat
kata Aidin dan Faizin. Ini merujuk pada transliterasi Arab-Latin. Sehingga dalam
latinnya bukan Aidhin atau Faidzin. Dalam tulisan Arabnya seperti
ini:
منالعائدينوالفائزين
Kata ءدين ‘Aidin
pada dasarnya memiliki akar kata yang sama dengan ‘Id عيد pada عيدالفطر
‘Idul Fitri. Artinya
lebih-kurang’kembali.’ Yang dimaksud kembali adalah sesuatu yang terulang
setiap tahun.
Sementara kata لفائزي ‘Faizin Seakar dengan kata Fawaz
yang berarti kemenangan. Itu artinya bahwa Faizin merupakan kemengan yang
diperoleh setiap umat muslim pasca bulan Ramadhan. Jadi arti dari kalimat
tersebut bukanlah Mohon Maaf Lahin dan Bathin, melainkan ‘Kita Kembali dan
Meraih Kemenangan’.
3. Makna Sesungguhnya Dari Meraih
Kemenangan
Sumber Gambar : trentekno.com
Kita sering banyak melihat di
spanduk-spanduk bulan Ramadhan ataupun mendengar di Televisi bahwa bulan
Ramadhan adalah bulan kemenangan. Lantas apa makna dari kemengan itu? Apakah
kita menang melawan bulan Ramadhan sehingga kita bisa kembali lagi berbuat
keburukan? Terus apakah kita kembali pada ketaan atau bahkan kemaksian? Hal ini
perlu dipahami oleh umat islam pada zaman sekarang. Melihat pada zaman
Rasulullah SAW, dahulu hari raya Idul Fitri pertama dilaksanakan pada tanggal
17 Ramadhan Tahun 2 Hijriah selepas perang badar. Kala itu pada peperangan
tersebut umat islam meraih kemengan sehingga pada saat khutbah yang dibawakan
oleh Rasulullah dalam kondisi letih sampai Rasul dalam khutbahnya bersandar
kepada bilal. Jika merujuk pada zaman dahulu memang arti dari kemengan didapat
pada peperangan, sedangkan apa kemenangan yang didapat pada zaman sekarang?
Ialah kemengan melawan hawa nafsu. Bahkan selepas perang badar, dalam pemahaman
hadits Rasulullah yang bersabda “Raja'na
min jihadil ashgar ila jihadil akbar (kita baru pulang dari jihad kecil
menuju jihad besar), mujahadatun nafs (perang melawan diri sendiri)”. Maksudnya
jihad yang besar adalah melawan hawa nafsu yang datang dari diri sendiri.
4. Lebih Baik Ucapkan Kalimat
‘Taqabalallahu Minnaa Wa Minkum’
Sumber Gambar : faisalchoir.blogspot.co.id
Menurut riwayat – riwayat yang
mahsyur, kalimat selepas Idul Fitri yang biasa diucapkan Rasulullah dan para
sahabat serta tabi’in adalah Taqabalallahu
Minnaa Wa Minkum’ saja. Artinya adalah ‘semoga Allah menerima amal dari kami dan
dari kalian’. Beberapa para tabi’in atau tidak semuanya menambahkan kalimat
tersebut dengan ‘Shiyamana Wa Shiyamakum’
yang artinya ‘semoga puasaku dan (puasa) kalian diterima’. Kalimat ini
Sunnah untuk diucapkan daripada ‘Minal ‘Aidin Wal Faizin’.
Bagaimanapun kita harus bisa
refleksi diri terhadap kejanggalan yang terjadi pada diri kita entah itu yang
diketahui ataupun tidak. Yang jelas ini merupakan suatu kesalahan yang harus
dibenarkan. Pada zaman modern ini, mungkin kalimat tersebut tidak didapat
ditemui pada kartu ucapan ataupun surat, melainkan pada media sosial seperti
Facebook, Twitter, BBM, Line dsb. Untuk itu alangkah lebih baiknya ucapkan
kalimat Taqabalallahu Minnaa Wa Minkum’.
Untuk itu, kami segenap Admin IslamQadimah mengucapkan "Selamat hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1437 Hijriah, Taqabalallahu Minnaa Wa Minkum. Semoga Allah menerima amal kami dan dan amalanmu. Khususnya buat para pembaca setia IslamQadimah, mohon maaf bila ada kata ataupun penulisan yang salah. Pesan dari kami, move on lah dari dosa yang pernah diperbuat, move on lah dari kesalahan yang pernah dilakukan, dan jangan lupa, move on lah dari hati yang pernah tersakiti. :)
Semoga artikel ini bisa
bermanfaat bagi para pembacanya. Wallahu Alam Bish-Showab.
wah baru tau gan saya hahaha
BalasHapuswah baru tau ane lo hehe
BalasHapus