Sumber gambar: http://www.munsypedia.com |
Di
era Digital seperti sekarang, banyak teknologi-teknologi baru dari berbagai
bidang keilmuan ditemukan. Mulai dari bidang kedokteran, Robotik, IT, dan lain
sebagainya. Semua kemunculan penemuan tersebut membuat manusia semakin
dimudahkan dalam melakukan berbagai aktifitas dan keperluan hidupnya
sehari-hari.
Namun
jauh sebelum era digital, peradaban muslim pada masa kejayaanya juga pernah memberikan
sumbangsih yang besar kepada umat manusia melalui penemuan-penemuanya. Bahkan
beberapa penemuan ilmuan muslim tersebut masih digunakan oleh umat manusia
sekarang dan menjadi sesuatu yang tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan
sehari-hari atau menjadi ketergantungan untuk menggunakanya. Apa saja
penemuan-penemuan ilmuwan muslim tersebut? Berikut penjelasanya.
1.
Sabun
Sabun
merupakan bahan pokok yang tidak bisa kita tinggalkan saat mandi. Tanpa sabun,
seberapa pun lamanya kita mandi, badan tidak akan terlihat segar dan terbebas
dari biang bakteri.
Namun
dibalik fungsi sabun yang tidak bisa dilepaskan dalam kebutuhan manusia, siapa
yang sangka kalau sabun merupakan bahan yang diciptakan oleh ilmuan Muslim.
Sabun
sudah ditemukan pada abad ke-7 M pada masa ke khalifahan. Sejak abad tersebut,
umat muslim telah menempuh kehidupan yang bersih dan higienis. Berbeda dengan
peradaban Eropa yang ketika umat muslim sampai ke Spanyol pada abad ke-8 masih
belum mengenal budaya mandi. Salahsatu ilmuan muslim yang mampu memproduksi
Sabun adalah Al-Razi
Menurut
Al-Hassan dalam bukunya yang berjudul “Technology Transfer in the Chemical
Industries” Pembuatan sabun sampai sekarang masih menggunakan bahan yang sama
seperti dulu. Bahkan pada masa kejayaanya, sabun yang diciptakan oleh ilmuwan
muslim sudah menggunakan pewarna dan pewangi.
Sumber: Republika
2.
Kacamata
Sumber gambar: http://kacamatasale.com |
Namun
dibalik perkembangan kacamata yang fungsinya kini sudah melebar, ternyata
kacamata juga ditemukan oleh ilmuwan muslim pada masa kejayaan Islam.
Menurut
Lutfallah Gari, seorang peneliti sejarah sains Islam dari Arab Saudi dalam
karyanya The Invention of Spectacles
Between the East and the West mengatakan bahwa banyak sarjana Eropa yang
mengklaim bahwa mereka lah yang telah sejak lama menemukan kacamata, yaitu dari
bangsa Romawi. Padahal menurut Lutfallah, bangsa Romawi memang sudah mengenal
lensa, namun digunakan untuk membakar sesuatu dengan memfokuskan cahaya
matahari pada suatu objek, Itulah buktinya orang Eropa menyebut kacamata dengan
sebutan yang umum, yaitu Burning Mirrors (Pembakaran Kaca).
Masih
menurut Lutfallah, ditemukanya fungsi kacamata sebagai alat untuk membantu
penglihatan sudah ditemukan oleh ilmuwan muslim ratusan tahun sebelum Eropa
mengenal kacamata, hal ini dapat dibuktikan melalui karya seorang Fisikawan ternama
bernama Al-Haitham (965-1039 M) yang berjudul Kitab al-Manazir. Dalam karyanya
tersebut, al-Haitham sudah mempelajari permasalahan pembesaran benda serta
pembiasan sinar.
Selain
itu, terdapat sebuah syair yang melukiskan tentang kacamata dari Ibn al-Hamdis
(1055-1133 M). Syair tersebut berbunyi:
“Benda
bening tunjukan tulisan dalam suatu buku untuk mata, benda bening seperti air,
namun benda ini adalah batu. Benda itu meninggalkan sisa kebasahan di pipi,
basah seperti suatu gambar sungai yang terbentuk dari keringatnya,”
Sumber: Kacamatauniktop
3.
Kamera
Sumber gambar: http://hsgautama.blogspot.co.id |
Dengan
menyebarnya istilah “Selfie”, orang-orang diseluruh dunia semakin populer
menggunakan kamera untuk mengabadikan diri sendiri dan bersama orang terdekat
dalam momen tertentu. Bahkan sebuah trand yang ditimbulkan akibat selfie pun
muncul, yatu memfoto diri sendiri dalam suatu ketinggian yang tak lazim.
Penggunaan
kamera dalam kehidupan sehari-hari kini telah berkembang menjadi trand yang tak
bisa dihindari dalam pergaulan bersama orang-orang sekitar. Kamera yang telah
banyak membantu dalam mengabadikan moment penting ini ternyata diciptakan
pertamakali oleh seorang ilmuwan muslim dari Iraq.
Ilmuwan
tersebut bernama Abu al-Hasan al-Haytham, lahir di Basrah pada tahun 965 M.
Al-Haytham merupakan seorang Bapak Optik Modern yang menguasai berbagai bidang
keilmuan seperti ilmu Falak, Matematika, Fisika, Pengobatan, Optik dan yang
lainya.
Nama
kamera berasal dari penemuanya sendiri, yaitu Qumrah yang berasal dari kata
bahasa Arab bernama “Qamar” yang
artinya bulan.
Karya
al-Haytham dalam menciptakan kamera diabadikan dalam bukunya yang berjudul
al-Manzir. Buku tersebut menjelaskan dengan lengkap tentang kajian-kajian
optik. Namun, penemuan al-Haytham yang nantinya menjadi prinsip kerja kamera
modern lah penemuan yang paling fenomenal dan berjasa dalam perkembangan kamera
selanjutnya hingga menjadi seperti sekarang, yaitu prinsip kerja “ruang gelap.”
Prinsip tersbut teraplikasikan dalam kamera yang diciptakanya bersama
Kamaluddin al-Farisi yang dibernama al-Bayt al-Muzlim atau yang lebih terkenal
dengan nama kamera obscura.
Sumber: blogufik
Penulis: Muhamad Maksugi
Ini sangat menarik menambah wawasan saya... thank's udh di share post ini...
BalasHapus