Terkini
Recent Posts

Jumat, 28 Juni 2019


Era digital, dimana era ini merupakan sebuah era yang memudahkan dalam segala hal. Industri yang tidak terjun kedalam era tersebut besar kemungkinan kedepannya akan tutup buku. Sedangkan yang telah terjun dipastikan akan lebih bisa bertahan, menguasai bahkan menjadi pemangku kepentingan semua pihak. Dengan demikian, banyak pula berbagai macam bisnis, instansi, lembaga atau yang lainnya mulai terjun kedalam era tersebut.

Era digital ini dalam bahasa lainnya bisa disebut industri 4.0. Pada industri ini perkembangan teknologi informasi khususnya internet sudah tidak terbantahkan lagi. Kita bisa mendapatkan beragam informasi apapun hanya dalam sebuah genggaman tangan. Inilah kesempatan paling utama dalam membangun sebuah komposisi yang pas untuk menyebarkan informasi melalui internet.

Sadar dengan hal itu, beragam jenis pelaku usaha mulai terjun kedunia digital ini, karena dengan jaminan bisa menjangkau pasar secara luas dan global. Beragam usaha itu mulai dari toko ritel, jual beli barang, layanan jasa, transportasi, kesehatan, booking tiket hotel atau pesawat, produk digital, rekening online dan masih banyak lagi. 

Salah satu jenis usaha yang cukup menarik adalah dalam bidang kesehatan yang lebih terfokus pada layanan jasa. Walaupun belum semua orang tahu, tapi kiprahnya di Indonesia terbukti luar biasa. Nama perusahaannya adalah Insan Medika yang langsung berada dibawah naungan perusahaan PT. Insan Medika Persada. Insan Medika adalah sebuah layanan platform berbasis digital yang menyediakan berbagai macam pelayanan jasa home care atau jasa perawat mulai dari perawat medis, perawat lansia, perawat orang sakit, dan perawat anak. Calon pasien juga bisa cari perawat seseuai dengan kualifikasi pendidikan atau pengalamannya.

Insan Medika didapuk sebagai salah satu perusahaan Agency Home Care terbesar di Indonesia. Selain itu, perusahaan ini menjadi yang pertama kali merintis dan menjadi contoh bagi perusahaan lainnya dengan jasa yang sama agar terjun ke dunia digital. Terbukti banyak pula perusahaan-perusahaan jasa home core bermunculan dan mengikuti jejaknya.

Sejak tahun 2015 hingga sekarang, ribuan pasien telah menggunakan jasa dari Insan Medika dan ratusan perawat telah menjalankan tugasnya dengan sangat baik. Para perawat tersebut memiliki kualifikasi yang mumpuni di bidangnya. Terbukti dari pendidikan telah dilaksanakan seperti SMK Kesehatan, D1 Kebidanan maupun S1 Keperawatan. Selain itu, sebelum terjun ke lapangan, para perawat ini terlebih dahulu sudah memiliki pengalaman kerja masing-masing, entah itu di puskemas, Rumah sakit dll. Serta memiliki beragaram sertifikat kompetensi. Ini membuktikan bahwa profesionalitas sangat menjunjung tinggi demi pelayanan yang terbaik.

Selain itu, demi mengedepankan pelayanan yang serba ada, Insan Medika menawarkan beberapa layanan profesional dengan berbagai pilihan yang menarik. Yaitu:

1. Wisata Medis

Bagi anda yang ingin berobat ke luar negeri dan tetap didampingi oleh perawat, maka wisata medis menjadi solusinya. Insan Medika siap memberikan layanan kesehatan di 4 negara terbaik. Yaitu Malaysia, Singapura, Thailand dan India. Pada pelayanan ini peningkatan, pemeliharan dan pemulihan yang berkualitas akan dikedepankan.

2. Home Care

Layanan home care di Insan Medika selalu tersedia selama 24 jam. Terbagi menjadi 4 layanan mulai dari perawat anak, perawat lansia, perawat orang sakit dan perawat medis di rumah. Tentunya dengan durasi mulai dari harian hingga bulanan.

3. Home Care Visit

Perawat home care visit akan mengunjungi rumah yang dituju dan tersedia secara on time 24 jam. Layanan perawat ini untuk memberikan perawatan medis maupun non medis. Selain itu layanan ini memiliki 2 paket yaitu premium dan visiting.

4. Pendamping Perjalanan

Setiap perjalanan keluar negeri bagi orang yang sedang menjalani masa pemulihan maka lebih baik sewa perawat untuk bisa mendampingi perjalanan. Entah itu keluar negeri untuk berobat atau untuk wisata. Maka layanan pendamping perjalanan ini sangat dibutuhkan.

5. Bidan

Sebagian besar ibu yang telah melahirkan pasti kondisinya jadi melemah yang berdampak pada belum bisanya mengasuh bayi itu. Disinilah peran bidan dibutuhkan agar perawatan bayi yang baru lahir bisa terawat dengan lancar.

6. Fisioterapi

Adalah layanan sejenis rehabilitasi yang berfokus pada pemulihan fungsi gerak tubuh dengan bantuan teknologi robotik dari Jepang. Layanan fisioterapi dari Insan Medika ini merupakan yang pertama dan satu-satunya di Indonesia.

7. Terapi Okupasi

Pada layanan ini para pasien difokuskan untuk membangkitkan kemandirian dengan menggunakan beragam aktivitas yang sesuai dengan prosedur rehabilitasi medis.

8. Terapi Wicara

Biasanya pasien yang memerlukan terapi ini adalah anak berkebutuhan khusus. Bertujuan untuk melatih fungsi bicara agar pasien dapat berkomunikasi dengan baik.

9. Sewa Ambulance

Insan Medika menyediakan jasa sewa ambulance beragam jenis yang ditujukan untuk daerah Jabodetabek dan pulau Jawa. Layanan ini selalu tersedia 24 jam.

10. Evakuasi Medis

Bagi pasien yang membutuhkan layanan transportasi baik darat maupun laut plus didampingi oleh tim medis dari Insan Medika, maka layanan evakuasi medis sangat disarankan.

11. Alat Medis & Icu

Demi kebutuhan setiap pasien yang mengidap berbagai macam penyakit dan butuh perawatan di rumah masing-masing, Insan Medika menyediakan sewa berbagai alat medis seperti oksigen, patient bed, ventilator beserta menjual alat kesehatannya seperti kruk, tensimeter dan lain-lain. Selain itu, Insan Medika juga menjual perlengkapan alat medis sekali pakai dengan harga yang terjangkau. Seperti jaruk suntik syringe, selang NGT, gloves, suction catherer dan yang lainnya.

Seperti yang sudah diuraikan, bahwa Insan Medika merupakan sebuah perusahaan jasa home care berbasis digital pertama dan terbaik di Indonesia yang telah maju dan berkembang dengan pesat. Melayani berbagai macam latar belakang pasien dan mempercayakan pada perawat tentunya bukan hal yang mudah. Tapi dengan konsistensi, kepercayaan dan niat ingin bermanfaat bagi semua orang, Insan Medika tumbuh menjadi sebuah perusahaan yang luar biasa. Maka, sudah tidak diragukan lagi bahwa kinerja dari Insan Medika mulai dari CEO, Staff dan para perawatnya bekerja dengan profesional sesuai dengan kapasitas dan keahlian masing-masing. Dengan begitu, Insan Medika siap menerima perkembangan zaman di era digital ini. 

Senin, 12 Februari 2018



Siklus belajar (Learning Cycle) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Learning Cycle  5E. Tahapan pada model ini saling berkaitan satu sama lain dan tidak boleh terputus antar fase satu sama lain, sehingga dapat menjadi siklus seperti gambar berikut:





                                               






Gambar 2.1
Hubungan Fase-fase dalam Learning Cycle 5E
Gambar tersebut dijelaskan secara rinci oleh Lorsbach, kemudian setelah itu muncul penamaan baru pada tiap-tiap tahap dalam model Learning Cycle 5E ini. Siklus belajar (Learning Cycle) 5E berdasarkan pengajaran yang dibangun oleh Biological Sciences Curriculum Study (BSCS) (Rodger dkk, 2006:1) terdiri dari lima tahap, yaitu sebagai berikut:
a.         Engagement (mengajak)
Pada tahap ini guru akan memulai membuat ketertarikan siswa pada topic pembelajaran. Dalam fase ini minat dan keingintahuan (curiosity) siswa tentang topic yang akan diajarkan berusaha dibangkitan. Bertujuan mempersiapkan diri siswa agar terkondisi dalam menempuh fase berikutnya dengan jalan mengeksplorasi pengetahuan awal dan ide-ide mereka serta untuk mengetahui kemungkinan miskonsepsi pada pembelajaran sebelumnya. Fase ini meliputi kegiatan motivasi dan apersepsi yang dilakukan oleh guru. Siswa bertugas untuk memecahkan permasalahan yang disajikan oleh guru pada saat memberikan motivasi tentang materi ajar yang akan disampaikan. Pada fase ini pula siswa diajak membuat prediksi-prediksi tentang fenomena yang akan dipelajari dan dibuktikan dalam tahap eksplorasi, dengan mengajukan pertanyaan pada siswa. “Apa yang kalian pikirkan jika ...” atau Mengapa hal ini bisa terjadi?”
Menurut Nadia (2011: 130), aktivitas pada fase engage sebagaimana pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1
 Aktivitas Guru dan Siswa Pada Fase Engagement
No
Guru
Peserta Didik
1
Memunculkan masalah
Memunculkan pengetahuan awal yang dimiliki
2
Mengajukan pertanyaan
Memiliki ketertarikan
3
Menunjukkan perbedaan
Pengalaman yang meragukan
4
Menyebabkan kebimbangan
Memiliki pertanyaan (bertanya)
5
Menilai pengetahuan awal siswa
Mengidentifikasi masalah, membuat keputusan untuk menyelesaikan permasalahan
Aktivitas-aktivitas ini dapat menggali pengetahuan awal siswa dengan baik, sehingga pengetahuan yang diterima pada fase berikutnya dapat dipahami dengan baik.               
b.         Exploration (menyelidiki)
Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok tanpa pengajaran langsung dari guru untuk menguji melakukan dan mencatat pengamatan serta ide-ide melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum dan telaah literature. Dalam keria kelompok siswa, guru tidak memberikan bimbingan secara langsung. tetapi berperan sebagai fasilitator.
Menurut Nadia (2011:14), aktivitas pada fase explore sebagaimana pada tabel berikut ini:
Tabel 2.2
Aktivitas Guru dan Siswa pada Fase Explore
No
Guru
Peserta Didik
1
Bertanya dan menyelidik
Berhipotesis dan membuat prediksi
2
Memberikan contoh jika diperlukan
Mengekplorasi bahan yang digunakan
3
Memberi saran
Membuat desain percobaan
4
Menyediakan alat dan bahan
Mengumpulkan data
5
Memberikan feedback
Membuat models
6
Menilai pemahaman dan proses
Mencari kemungkinan-kemungkinan


c.         Explanation (menjelaskan)
Fase ini guru mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri, meminta bukti dan klarifikasi dari penjelasan mereka, dan mengarahkan kegiatan diskusi. Siswa menemukan istilah-istilah dari konsep yang dipelajari. Salah satu perwakilan dari tiap-tiap kelompok maju ke depan kelas untuk menyampaikan hasil dari pengejaan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Menurut Nadia (2011: 4), aktivitas pada fase explore sebagaimana pada tabel berikut ini:
Tabel 2.3
Aktivitas Guru dan siswa da Fase Explain
No
Guru
Peserta Didik
1
Memberikan umpan balik
Menjelaskan pengertian berdasarkan percobaan
2
Bertanya, memunculkan pertanyaan baru dan isu
Berbagi pengertian untuk umpan balik.
3
Mencontohkan atau menyarankan cara yang dapat dilakukan
Mengeneralisasikan

4
Memberikan penjelasan alternatif
Memikirkan hal yang masuk akal
5
Mengklarifikasikan penjelasan
Mencari penjelasan baru
6
Mengevaluasi penjelasan siswa
Menggunakan berbagai cara untuk menjelaskan (menulis, menggambar, dll)
d.        Elaboration (memperluas)
Pada fase ini siswa menerapkan konsep dan keterampilan dalam situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum lanjutan atau problem solving yang dapat memperkuat dan memperluas konsep yang telah dipelajari. Pada fase ini guru diharuskan dapat memperbaiki miskonsepsi siswa, kemudian mengarahkan siswa pada permasalahan-permasalahan terkait materi yang direprentasikan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Setelah diajukan permasalahan, siswa kemudian dituntut untuk mendiskusikan hal-hal baru terkait materi yang dipresentasikan.
e.         Evaluation (menilai)
Fase ini merupakan kegiatan evaluasi terhadap efektifitas fase-fase sebelumnya dan juga evaluasi terhadap pengetahuan, pemahaman konsep, atau kompetensi siswa melalui problem solving dalam konteks baru yang kadang-kadang mendorong siswa melakukan investigasi lebih lajut. Hal ni menunjukkan bahwa proses dalam Learning Cycle tidak terputus.
Berdasarkan tahapan-tahapan dalam pembelajaran bersiklus seperti dipaparkan di atas, diharapkan siswa tidak hanya mendengar keterangan guru tetapi dapat berperan aktif untuk menggali dan memperkaya pemahaman mereka terhadap konsep-konsep yang dipelajari. Hal ini tejadi karena “E” menampilkan proses bantuan bagi pengalaman belajar siswa untuk dihubungkan dengan pengetahuan sebelumnya dengan konsep baru (Nadia, 2011: 15), Pembelajaran ini membantu siswa dalam memproses informasi dari pengetahuan yang telah dimilikinya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri. Learning Cycle 5E memberikan kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan keterampilan berpikir ilmiah siswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi secara tepat. Hal ini juga terlihat dalam kebersamaan kelompok dalam berdiskusi memecahkan masalah. oleh karena itu, melalui pembelajaran Learning Cycle 5E diharapkan terjadinya peningkatan keterampilan berpikir ilmiah siswa.


1.        Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E
Dilihat dari dimensi guru, implementasi model pembelajaran ini dapat memperluas wawasan dan meningkatkan kreativitas guru dalam merancang kegiatan pembelajaran.
Menurut Hirawan yang dikutip Neni (2012: 32) kelebihan penerapan model pembelajaran Learning Cycle dilihat dari dimensi siswa adalah:
1.        Dapat memumbuhkan kegairahan peserta didik
2.        Meninggkatkan motivasi belajar, kerja sama, saling belajar, keakraban, saling menghargai, partisipasi. kemampuan berbahasa peserta didik
3.        Lebih berpeluang untuk menyampaikan pendapat dan gagasan
4.        Kegiatan belajar lebih mantap
5.        Pengetahuan yang didapat lebih melekat.
            Menurut Hirawan yang dikutip Neni (2012: 32), kekurangan Penerapan model ini sebagai berikut:
1.        Persiapannya memerlukan banyak tenaga, pikiran, dan waktu
2.        Memerlukan pendidik yang mampu mengelola kelas dan mengatur kerja kelompok dengan baik
3.        Membutuhkan media, fasilitas, dan biaya yatg cukup besar
4.        Sering didominasi oleh pimpinan kelompok
5.        Efektivitas pembelajaran rendah jika guna kurang menguasai materi dan langkah-langkah pembelajaran.
Dalam suatu model pembelajaran tentunya terdapat kekurangan dan kelebihannya, akan tetapi apebila kita mengetahui kekurangannya maka kita dapat memperkecil kemungkinan terjadi kekuranen itu dengan mengoptimalkan kelebihan yang terdapat di dalam model tersebut.